Kedudukan Public Relations
Tiga
model posisi PR
dalam manajemen perusahaan
1.
Model Function
Staff
Model
ini posisi Departemen PR/Humas terletak ‘dileher’ pada struktur organisasi
tertinggi atau dibawah Dirut (Direktur Utama), misalnya pada posisi staff
fungsi Dirut, dengan nama Corporate Secretary atau Corporate Communication
yang tugas dan kewajibannya adalah bertanggung jawab langsung kepada Dirut (top
pimpinan) dan koordinasi pelaksanaan operasional lapangan dengan jajaran
departemen di bawahnya (para direktur atau manajer departemen).
2.
Model
Line Staff
Model
ini PR/Humas sebagai staff pelaksana Line-operasional dalam bentuk jajaran
dibawah Dirut, yaitu sebagai Departemen,
Divisi atau Biro, yakni bertanggung jawab kepada atasan yang sekaligus sebagai Pimpinannya, yaitu Direksi atau General Manajer dan Manajer Humas yang
melaksanakan fungsi serta tanggung-jawab, dan kewenangan sebagai pimpinan suatu
divisi atau departemennya masing-masing dalam menjalankan operasional kebijakan
masing-2 departemennya yang telah digariskan oleh top pimpinan perusahaan.
3.
Model
Assitant-Staff
Model
ini, posisi PR/Humas yang terendah, dan dibawah koordinasi Divisi atau Biro
lainnya, seperti staff pelaksana
pembantu teknis (assistant staff) Kehumasan yang dibawah naungan
koordinasi, misalnya Divisi Pemasaran, HRD, Hukum dan Protokoler/MC. Yakni
tugas dan kewajibannya hanya bersifat teknis-pelaksana, seperti membuat news
clipping, news release, dan hingga melaksanakan kegiatan acara-2 seremonial
atau MC/Protokoler. Posisi jabatannya, sebagai PRO (public relations officer
atau staff Humas)
Kedudukan PR dalam organisasi
-Divisi
PR harus jelas pengorganisasiannya (struktur organisasi, wewenang, job
description, tanggungjawab, serta sistem kerjanya)
-Struktur
yang ideal berada di tingkat top level bila lihat dari fungsi, tujuan dan
peranan PR
-Ditingkat
top divisi PR dikepalai oleh direktur PR dengan beberapa manajer, kepala bagian
dan staf
-Dalam
praktik terdapat berbagai macam kedudukan PR dalam organisasi: mandiri (divisi
PR), di bawah corporate secretary, bagian umum dll. Pada organisasi kecil, PR
umumnya dijabat sekaligus oleh pimpinan organisasi tersebut
-Dilihat
dari tingkatan Strukturnya, divisi PR ada yang berada di level atas, menengah
maupun bawah (lower)
Perbedaan kedudukan PR dalam
organisasi
(jefkins(1996:25))
-Ukuran
organisasi atau perusahaan itu sendiri
-Nilai
atau arti penting fungsi public relations itu bagi pihak manajemen atau
pengelolaannya
-karakteristik
khas ke-PR-an yang berbeda-beda bagi masing-masing organisasi atau perusahaan
(Grunig(1992))
-Power
control, pemegang kekuasaan organisasi
-Pemahaman
pemegang kekuasaan
-Corporate
culture
-Profesionalisme
pejabat PR
Struktur Bagian Humas
(James Van
Leuven, 1991)
Ada 6 pendekatan yang dapat digunakan dalam menyusun
struktur bagian humas:
1.
Struktur
berdasarkan publik
2.
Struktur
berdasarkan proses-proses manajemen
3.
Struktur
berdasarkan teknik-teknik komunikasi
4.
Struktur
berdasarkan daerah geografis atau cabang perusahaan
5.
Struktur
berdasarkan sub sistem organisasi
6.
Struktur
berdasarkan kebutuhan klien
MPR
- Memposisikan perusahaan sebagai “leader” atau “expert”
- Membangun kepercayaan (confidence dan trust) konsumen
- Memperkenalkan produk baru
- Menghapus, meluncurkan kembali produk-produk yang sudah dewasa
- Mengkomunikasikan keuntungan produk lama
- Mempromosikan cara2 pemakaian baru atas produk yg sudah dikenal
- Melibatkan/menggerakkan masyarakat terhadap produk
8. Menjangkau “secondary
markets”
- Menekan pasar yang lemah
- Memperluas jangkauan iklan
- Menyebarkan berita sebelum beriklan
- Membuat iklan lebih ‘berbunyi’
- Menjelaskan “product story dengan lebih detil
- Memperoleh publissitas atas produk-produk yg tidak boleh diiklankan
- Memperoleh pemberitaan TV atas produk2 yg tabu diiklankan di TV
- Mengetes konsep pemasaran
- Mengidentifikasikan produk (merk) dengan nama perusahaan
- Mendapatkan dukungan dari konsumen dengan menjelaskan misi perusahaan
- Mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales force)
- Memperoleh dukungan dari para penyalur (pengecer)
CPR
- Hubungan dengan pemerintah:
-
Lobi
-
mempercepat proses
prosedur perizinan
- memperoleh dukungan moril
- izin-izil legal lainnya
- Hubungan dengan komunitas:
-
masalah polusi
-
masalah keamanan
-
masalah fasilitas sosial
-
keterlibatan komunitas
-
menjadi warga kota/negara
yang baik
- Hubungan dengan media melalui press release, press conference, media tour, interview, jurnalisme foto, dll
- Hubungan dengan karyawan:
- moral kerja
- citra karyawan
- budaya perusahaan
- filosofi perusahaan
- media internal
- dukungan karyawan atas produk-produk
perusahaan
- kegiatan2 karyawan
- Hubungan dengan pemegang saham
- Hubungan dengan bank
- Hubungan dengan pemimpin-pemimpin opini
- Hubungan dengan akademisi
- Hubungan dengan akademisi
- Mengatasi krisis;
- Ketika perusahaan menurun
- Krisis yang meluas
Referensi :
(kundang.weblog.esaunggul.ac.id/wp.../3_Kedudukan_Humas_dalam_Organisasi.ppt)
(James
Van Leuven, 1991)
(Grunig(1992))
(Kriyantono, 2008)
(staff.uny.ac.id/sites/default/files/PR%20Minggu%2007.pdf )
(jefkins(1996:25))

Komentar
Posting Komentar